Kepala Dewan Pendidikan Tinggi (Yok) Turki telah mengumumkan berita yang akan membuat gembira banyak orang, dengan mengatakan dewan akan memberikan amnesti kepada mereka yang diusir dari universitas selama kudeta tahun 1980.

Amnesti ini juga akan menguntungkan mahasiswa perempuan yang diusir dari universitas karena mengenakan jilbab.

Turki memberlakukan larangan jilbab pada semua domain publik termasuk perguruan tinggi di negara yang populasinya 99 persen Muslim dan mayoritas wanita mengenakan jilbab sebagai praktik keagamaan.

Kepala Yok Yusuf Ziya Ozcan mengatakan orang-orang yang diusir dari universitas setelah kudeta 12 September 1980 akan diberikan amnesti. Sekitar 800.000 orang diharapkan memperoleh manfaat dari keputusan dewan pendidikan tahun depan.
"Apa pun alasannya, orang-orang yang mengejar pendidikan tinggi yang 'terusir' menyusul kudeta tahun 1980 akan dapat memulai kembali karir pendidikan mereka; tidak akan ada kondisi yang melekat pada amnesti itu," kata Ozcan kemarin.

Dia menunjukkan mereka yang telah "diusir" dari universitas karena "kejahatan yang berkaitan dengan terorisme" akan mampu menjadi mahasiswa lagi.

Pengaturan baru tersebut akan mencakup mahasiswa yang mengejar sarjana atau gelar master mereka.

Selama periode kudeta tahun 1980, sekitar 5.000 orang diusir dari universitas. Mereka dijuluki sebagai "korban 1402," jumlah aturan yang menyebabkan pengusiran mereka dari universitas.

Salah satu dari mereka yang menderita dari keputusan itu adalah Profesor Tahir Hatipoğlu, yang mengatakan ribuan siswa dipengaruhi oleh praktik tidak adil selama periode kudeta.

"Anak-anak muda adalah generasi yang hilang di negeri ini. Dengan keputusan ini akan membuka jalan baru bagi mereka untuk mendapatkan ijazah mereka dan akan menjadi cara yang baik untuk membuat jalan yang baik setelah periode kudeta, "katanya.(fq/wb)


You can leave a response, or trackback from your own site.

Dokumentasi Ghurabba